STIFIn, Psikologi dan Aqidah.
Bicara tentang Aqidah yang utama adalah temanya tentang takdir.
Terjadi banyak sekali kontroversi tentang takdir ini, inilah yang menyebabkan banyak perpecahan di umat.
Psikologi buah pemikiran dari Yunani, Yunani inilah yang melahirkan Filsafat, mereka disebut ahli kalam (muttakallimun).
Ahli kalam ini memakai logika untuk melihat orang per orang, atau untuk menilai kondisi jiwa/psikis/karakter/takdir seseorang.
Semua pakai logika/ dilogikakan.
Dimana letaknya, Psikologi?
Psikologi men-judge seseorang dengan gesture/fisik/pengamatan/tanya-jawab, atau menggunakan psikometrik untuk melihat kecerdasan /karakter seseorang dengan menggunakan pengamatan fisik/gesture/psikotest.
Islam mengajarkan tidak boleh memandang/menilai takdir ijbari seseorang dengan fisik/ gesture/psikometrik.
Terkait takdir, ada 2 wilayah :
1. Wilayah ikhtiari.
2. Wilayah ijbari.
Hal pertama wilayah ikhtiar, ada wilayah untuk mengubah.
Contoh:
Jatuh menjadi bangkit.
Malas jadi rajin.
Kekurangan jadi berkelimpahan.
Bodoh jadi pintar.
Dan lain-lain.
Yang kedua yaitu wilayah ijbari, ini wilayah yang gak bisa diubah.
Contoh ;
Warna kulit, gender, bentuk hidung, MK, goldar dan lain-lain.
Dua hal ini (ikhtiari dan ijbari), bila pemahaman kita tentang ini salah, maka segala ilmu terkait masalah takdir akan salah pula, karena dudukannya yang tidak tepat.
Pahami dulu dudukannya. Agar tak salah sampai kebawah, ke aplikasinya.
Nah kembali ke ilmu filsafat yang menurunkan ahli kalam kemudian turun lagi ke psikologi.
Hati-hatinya dimana?
Mereka bicara tentang zat Tuhan, zat Tuhan itu mereka resapi/dilogika.
Sedangkan Islam, zat Tuhan itu diyakini.
STIFIn memakai pendekatan biometrik penanda organ tubuh untuk mengetahui Mesin Kecerdasannya atau kerja otak yang paling dominan sebagai pemimpin, karakter bawaan (wilayah ijbari).
Sama dengan kita mengatakan seseorang itu perempuan dengan ukuran biometriknya, diantaranya bentuk kelamin bawaannya, ada organ rahim, berkromosm XX, dan penanda bentuk organ tubuh lainnya.
Tanda fisik seseorang bergender lelaki, ada testis, jakun, dan tanda biometrik lainnya.
Identitas yang diberikan tubuh secara alami atau bawaannya adalah wilayah ijbari. Tak bisa diubah.
STIFIn dikenal dengan konsepnya yang membagi otak dalam lima belahan otak dan ada satu belahan yang kerjanya paling dominan. Belahan otak dominan ini yang menjadi pemimpin bagi belahan lainnya.
Sehingga orang ini memiliki kecenderungan yang khas. Yang disebut Mesin Kecerdasan. Ini tak bisa diubah dan tak akan berubah.
Alat tesnya yang bisa salah karena buatan manusia. Alat tes saat ini menggunakan pemindai sidik jari, algoritma yang ditampilkan dilayar memberi indikator belahan otak dominan.
Didalam belahan otak dominan, ini masih menjadi modal dasar seseorang. Atau masih apa adanya. Seseorang itu akan cerdas bila seseorang itu mengasah dan melatih modal dasarnya.
Jadi, STIFIn itu kedudukannya pada ilmu alat. Alat untuk mengetahui modal dasar berupa kerja otak dominan. Mesin Kecerdasan (MK) seseorang tidak menunjukkan keadaannya saat itu, ia cerdas atau tidak.
Setelah mengetahui MKnya, ia harus ikhtiar untuk bisa berubah. Seperti hal nya, kedudukan saya seorang perempuan. Kedudukan gender saya ini adalah modal dasar saya.
Dengan modal dasar ini, saya bisa memilih lingkungan dan ilmu yang tepat agar saya bertumbuh. Tentu saya memerlukan cara yang sesuai dengan modal dasar saya dalam hal ini gender saya, agar saya bisa optimal dan mudah dalam berkehidupan.
Sukses Mulia,
Solver Denia